Sidang kasus suap jaksa Urip Tri Gunawan terus berlanjut. Rekaman pembicaran antara Artalyta dengan Kemas Yahya Rahman (Jampidsus) dan Untung Udji Santoso (Jamdatun) yang diperdengarkan dalam persidangan semakin menguak adanya konspirasi dalam penghentian penyelidikan kasus BLBI Samsjul Nursalim.
Berikut rekaman pembicaraan Artalyta-Kemas Yahya dan Untung yang saya kutip dari Solopos.
Artalyta (A) : Halo.
Kemas (K) : Halo.
A : Ya, siap.
K : Sudah dengar pernyataan saya? Hehehe.
A : Good, very good.
K : Jadi tugas saya sudah selesai.
A : Siap, tinggal...
K : Sudah jelas itu gamblang. Tidak ada permasalahan lagi.
A : Bagus itu.
K : Tapi saya dicaci maki. Sudah baca Rakyat Merdeka?
A : Aaah Rakyat Merdeka, nggak usah dibaca.
K : Bukan, saya mau dicopot hahaha. Jadi gitu ya...
A : Sama ini mas, saya mau informasikan.
K : Yang mana?
A : Masalah si Joker.
K : Ooooo nanti, nanti, nanti.
A : Nggak, itu kan saya perlu jelasin, Bang.
K : Nanti, nanti, tenang saja.
A : Selasa saya ke situ ya...
K : Nggak usah, gampang itu, nanti, nanti. Saya sudah bicarakan dan sudah ada pesan dari sana. Kita...
A : Iya sudah.
K : Sudah sampai itu.
A : Tapi begini Bang...
K : Jadi begini, ini sudah terlanjur kita umumkan. Ada alasan lain, nanti dalam perencanaan.
Percakapan Artalyta-Untung
Untung (U): Memang dikasih bera pa duit?
Artalyta (A): 660 ribu dolar.
U : 4 M?
A : 6 M.
U : Lailahailallah!
A : Jadi bagaimana ini, menyelamatkan itu semua, orang-orang kita?
U : Nggak iso ngelak kalau 6 M. Gila.
A : Jadi gimana?
U : Tak pikir enam atus juto (enam ratus juta-red) gitu.
A : Nggak, itu banyak. Gimana?
U : Itu untuk siapa?
A : Ah, ya udahlah. Sekarang kita jalan keluarnya gimana?
U : Aduh biyung gimana?
A : Jadi gimana? Ini kan mesti ngamanin bos kita semua.
U : (terdiam lama) Usahakan cepat you keluar. Nyari Antasari (Ketua KPK Antasari Azhar-red) deh.
A : Ya, di mana dia rumahnya?
U : Di BSD. Waduh, tapi saya tidak tahu juga rumahnya. Tapi jangan, jangan ke rumahnya. Ketemu di mana, di hotel atau di mana gitu deh.
A : Ya, aku kan udah mau dibawa (ditahan-red). Sampeyan lah yang kejar, yang nyari dia, Mas. Kan nggak kentara kalau sampeyan.
U : Ya, iya. Tapi teleponnya aku gak ngerti rumahnya (suara Untung terdengar gelagapan).
Luar biasa memang kasus suap Urip ini. Tidak tanggung-tanggung 3 Jaksa Agung Muda sekaligus tersangkut namanya dalam penyelesaian kasus BLBI tersebut. Kejaksaan Agung kembali dibikin malu oleh pegawainya.
Apakah Jamdatun dan Jamintel akan bernasib sama seperti mantan Jampidsus Kemas Yahya Rahman?
Sebuah hal yang rasional dari rekaman pembicaraan itu bila Jaksa Agung (JA) memerintahkan Jaksa Agung Muda Pengawasan (Jamwas) untuk memeriksa sejauh mana keterlibatan Jamdatun dan Jamintel dalam kasus suap tersebut.
Apabila cukup bukti keterlibatan mereka, kita sangat berharap JA tidak melindungi anak buahnya, minimal dicopot dari jabatannya. Sekarang adalah momentum yang tepat buat JA membersihkan Kejagung dari oknum-oknum yang tidak mendukung program pemberantasan korupsi.
Mari kita tunggu sikap Jaksa Agung.
Categories:
Hukum
0 tanggapan:
Posting Komentar