Kamis, Juli 24, 2008

Dimana Batas Kota Solo?

“Kok batas kota Solo ga terlihat ya”, mungkin itulah yang dipikirkan oleh peserta Munas III Apeksi 22-24 Juli 2008 ketika akan memasuki masuk kota Solo. Apabila setelah tiba di bandara Adisucipto, ketika akan memasuki kota Solo mereka akan melewati Jl Adisucipto. Nah di sepanjang Jl Adisucipto ini bagi orang yang baru pertama kali meginjakkan kaki di kota Solo akan kesulitan untuk menentukan apakah sudah masuk kota Solo atau belum.Karena memang tidak ada penanda yang jelas dan unik yang menjelaskan pintu gerbang kota Solo itu yang mana atau sebelah mana. Bagi penduduk Solo, ketika ditanya batas barat kota Solo di Jl Adisucipto, maka biasanya di jawab dengan tugu Adipura. Tetapi jika melihat dari keseluruhan bangunan tugu, maka identifikasi batas kota juga tidak tampak sebagaimana lazimnya ada ucapan “Selamat Datang di Kota atau Kabupaten ……………”. Atau apakah karena Jl Adisucipto bukan gerbang utama menuju kota sehingga tidak perlu penanda yang jelas. Sebagai jalan akses utama dari bandara menuju kota tidak ada salahnya pemkot membuat “Ucapan Selamat Datang” dalam bentuk yang khas dan unik di Jl Adisucipto, mengingat jalan ini relatif lebih lebar, tidak macet dan terasa lebih nyaman karena hanya sedikit jarak jalan saja yang dilewati bus dan truck. Berbeda jika kita melintasi Jl Slamet Riyadi. Ketika kita masuk kota Solo akan disambut ucapan selamat datang. Meski penanda masuk kota sudah jelas, tetapi kelemahannya adalah kesemrawutan di pertigaan parokah yang harus segera di cari solusinya. Semoga Munas III Apeksi ini bisa memberi inspirasi bagi kota Solo untuk semakin mempercantik kotanya.

Selasa, Juli 22, 2008

Beautiful Art of Java

Batik tidaklah sendirian. Batik adalah seni sekaligus senjata. Mengapa harus kita lupakan. Bukankah keindahannya tiada tara.

Jumat, Juli 18, 2008

PLN Dalam Gelap


PLN wilayah Solo sangat berhemat. Dari 2 kantor PLN di Jl Slamet Riyadi dan Jl Arifin yang saya amati tadi malam tampak gelap gulita. Hanya pos satpam yang ada cahaya. Bahkan papan nama pun tidak diberi penerangan. Sebagai penanggung jawab utama pasokan listrik, mungkin langkah inilah yang harus dibayar oleh PLN akibat mismanajemen yang terjadi selama ini.

Semoga PLN segera berbenah diri.

Rabu, Juli 16, 2008

Beginilah Jika Bersaudara

Dua orang bersaudara bekerja bersama menggarap lading milik keluarga mereka. Yang seorang, si kakak, telah menikah dan memiliki keluarga yang cukup besar. Si adik masih lajang dan berencana tidak menikah. Ketika musim panen tiba, mereka selalu membagi hasil sama rata. Selalu begitu.

Pada suatu hari, si adik yang masih lajang itu berpikir “Tidaklah adil jika kami membagi rata semua hasil yang kami peroleh. Aku masih lajang dan kebutuhanku hanya sedikit”. Maka demi si kakak, setiap malam, dia akan mengambil sekarung padi miliknya, dan dengan diam-diam, meletakkan karung itu di lumbung milik kakaknya Sekarung itu ia anggap cukuplah untuk mengurangi beban si kakak dan keluarganya.

Sementara itu, si kakak yang telah menikah pun merasa gelisah akan nasib adiknya. Ia berpikir “Tidak adil jika kami selalu membagi rata semua hasil yang kami peroleh. Aku punya istri dan anak-anak yang akan mampu merawatku kelak ketika tua. Sedangkan adikku, tak punya siapa-siapa, tak akan ada yang peduli jika nanti dia tua dan miskin. Ia berhak mendapatkan hasil lebih daripada aku”.

Karena itu setiap malam, secara diam-diam, ia pun mengambil sekarung padi dari lumbungnya dan memasukkannya ke lumbung milik adik satu-satunya itu. Ia berharap, satu karung itu dapatlah mengurangi beban adiknya kelak.

Begitulah, selama bertahun-tahun kedua bersaudara itu saling menyimpan rahasia. Sementara padi di lumbung keduanya tak pernah berubah jumlah. Sampai…, suatu malam, keduanya bertemu, ketika sedang memindahkan satu karung ke masing-masing lumbung saudaranya.

Di saat itulah mereka sadar dan saling menangis, berpelukan. Mereka tahu, dalam diam, ada cinta yang sangat dalam yang selama ini menjaga persaudaraan mereka. Ada harta yang justru menjadi perekat cinta bukan perusak. Demikianlah jika bersaudara.


Sumber : Buletin Dakwah MADANI, 23 Jumadil Tsaniyah 1429 H / 23 Juni 2008

Senin, Juli 14, 2008

Beach Soccer League

Apakah pembaca pernah menyaksikan permainan sepakbola pantai (Beach Soccer), atau malah pernah memainkannya? Saya sendiri sebelumnya tidak pernah melihat permainan ini, baik lewat televisi, pertandingan langsung ataupun membaca dari media cetak.

Hingga pada hari Sabtu tanggal 5 Juli 2008 lalu, tanpa sengaja ketika memili-milih saluran di Indovision, saya mendapati saluran televisi Euro Sport yang sedang menyiarkarkan live Beach Soccer League antara Hungaria dan Inggris. Pertandingan itu sendiri dimenangkan oleh Inggris 3-1.

Olahraga ini tampaknya belum populer di Indonesia di banding sejawatnya Beach Vlloey. Beach volley sendiri telah dipertandingkan di Pekan Olahraga Nasinal (PON) dan Saa Games. Saat ini beach volley menginduk pada PBVSI. Bagaimana nanti bila beach soccer telah popular, akankah menginduk ke PSSI? Tanyakan saja sama Noegraha Besoes sang sekjen PSSI.

Secara keseluruhan permainan beach soccer banyak kemiripannya dengan futsal. Jumlah pemain sama 5 orang, yaitu 4 pemain dan 1 kiper. Kiper boleh menangkap bola meskipun itu operan dari teman sendiri. Ukuran lapangan memang lebih besar dari futsal. Yang pasti bermain di atas pasir dan di ruang terbuka tidak seperti futsal yang di ruang tertutup. Namun dari layar tv saya agak kesulitan melihat batas ruang gerak kiper dalam menangkap bola seperti yang terlihat jelas dalam lapangan futsal. Pemain tidak menggunakan sepatu saat bermain, ini sama dengan volley beach.

Yang unik dari beach soccer adalah lapangan yang tidak rata sehingga untuk passing ball cukup kesulitan, aliran bola pun hampir selalu diawali dengan dicukil terlebih dahulu sampai setinggi lutut baru di oper ke teman lain. Dribbling bola juga sulit, dari penguasaan bola seorang pemain harus segera dioper lagi kepada rekan lain lagi. Ada sebagian pemain yang menggunakan kaos kaki sebelah kanan, mungkin itu dimaksudkan supaya tidak perih apabila di pakai buat nendang bola terus menerus.

Di banding lapangan futsal yang semakin menjamur di tiap sudut kota, untuk membuat lapangan beach soccer cukup sulit karena tidak setiap kota memilik pantai. Mengingat namanya beach yang berarti pantai maka layaknya permainan ini memang di pantai. Tidak perlu memaksakan dengan membuat pasir buatan seperti yang pernah terjadi dengan beach volley.

Minggu, Juli 13, 2008

Penyadapan, Siapa Takut?

Kewenangan sebagai superbody tidak disia-siakan oleh KPK. Meski masyarakat pesimis ketika mengetahui nama-nama yang terpilih dalam KPK jilid II, namun punggawa KPK menjawabnya dengan kerja keras. Apalagi dengan semakin merosotnya kepercayaan publik terhadap lembaga penegak hukum yang sudah lebih dahulu eksis.

Pola yang terlihat sangat kentara pada kinerja KPK di banding lembaga adalah efektifitas penyelidikan dengan metode penyadapan. Meski saat ini sebagian besar kasus yang mencuat dari hasil penyadapan masih di proses di pengadilan, tetapi perlahan tapi pasti masyarakat melihat bahwa praktek negoisasi perkara memang ada.

Sudah banyak pula korbannya, yang popular saat ini adalah Urip Tri Gunawan, Kemas Yahya, M Salim, Untung Udji Santoso semuanya dari Kejaksaan Agung, sedangkan nama hakim yang terseret belum dari dapat dipastikan.

Yang masih hangat adalah alih fungsi hutan lindung di Bintan. Selain negosiasi uang tidak lupa pula tawaran bonus perempuan buat menemani. Nikmat betul jadi anggota DPR. Apa yang terjadi pada Kristina setelah mendengar rekaman percakapan antara Al Amin Nasution dengan Azirwan? Sesuai lagunya pasti dia jatuh bangun melewati semua itu.

Penyadapan tampaknya berdampak positif dalam gerak melawan korupsi. Meski tidak semua perjabat langsung tersadar akan kekeliruannya dengan adanya metode penyadapan ini. Tetapi secara bertahap masyarakat semakin punya ruang untuk melawan dengan sebaik-baiknya terhadap korupsi melalui informasi yang di dapat dari penyadapan.

Penyadapan ini sebenarnya sebuah warning atau peringatan bagi pejabat, kedepannya mereka ini harus lebih profesional, cermat dan selalu mengedepankan nurani. Tanpa harus takut membuat kebijakan yang
mensejahterakan masyarakat.

Kamis, Juli 10, 2008

Nyam... Nyam Pukis Lezzzatoo

Sudah pernah dengar pukis kan? Adakah dari pembaca blog ini yang menyukai pukis? Apakah pukis identik dengan daerah tertentu di Indonesia? Seperti pempek dari Palembang atau Pendhap dari Bengkulu.

Menurut Wikiepedia Pukis adalah sebuah kue khas Indonesia. Kue ini dibuat dari adonan telur, gula pasir, tepung terigu, ragi dan santan. Adonan itu kemudian dituangkan ke dalam cetakan serta dipanggang. Pukis dapat dikatakan sebenarnya adalah modifikasi dari kue wafel. Variasinya bermacam-macam, diberi taburan coklat butir, keju, irisan daging, atau kacang. Kue pukis memiliki bentuk dan warna yang khas. Bagian atasnya berwarna kuning dan bagian bawahnya kecoklatan.

Sepengetahuan saya bentuk pukis juga bervariasi tergantung besar-kecil cetakannya. Bisa di beli per buah atau langsung per bungkus. Kalau kita beli di toko biasanya di jual dalam bentuk per buah tetapi bila kita beli di penjual kaki lima biasanya ada pilihan beli per buah atau per bungkus.

Di Solo apabila beli di toko rata-rata harganya Rp 1.000,- sampai Rp 1.500,- per buah sedangkan di penjual kaki lama harganya Rp 400,- sampai Rp 500,- per buah, untuk per bungkus sekitar Rp 2.500,- Untuk penjual di kaki lima saya biasa beli di Pasar Kleco Solo sedangkan untuk toko saya beli di toko Srabi Notosuman.

Pukis nampaknya masuk dalam kelas jajanan pasar karena mudah kita jumpai di pasar-pasar tradisional dan jarang sekali saya temukan di pesta-pesta.

Dengan menerjunkan semua pemain terbaiknya, tim futsal Solopos mengalahkan Bisnis Indonesia 11-6 pada laga persahabatan, Sabtu 5 Juli 2008 di Copa Futsal Solo. Manajer sekaligus coach, Budianto, tampak puas dengan hasil yang dicapai anak didiknya.

Turun pada awal pertandingan yaitu Rezi Podolski, Joko Ribbery Nuryanto, Dede Klose, Yoppi Cannavaro dan sang punggawa jala Eko Casilas. Begitu kickoff, Solopos langsung menggebrak dengan tik-tak satu sentuhan langsung tembak ke gawang lawan. Dalam 3 menit berjalan Solopos sudah unggul 3 gol.


Para pemain Bisnis Indonesia agak kewalahan meladeni permainan cepat yang di peragakan oleh anak-anak Blue Power, julukan tim Solopos. Palang pintu Solopos, Yoppi Cannavaro bermain sangat taktis di belakang sehingga konsentrasi serangan yang dibangun dari sayap oleh Rezi dan Joko hadir dengan performa terbaiknya. Tidak ketinggalan pemain senior Dede Klose sebagai jangkar tim, bermain sangat efektif dengan membuka ruang tembak bagi pemain dari sayap.


Menjelang turun minum masing-masing tim mulai melakukan pergantian pemain. Coach Budianto, tampaknya sengaja menarik Joko untuk menyimpan tenaganya pada pertengahan babak ke 2. Masuk pada babak ke-2 dari tim Blue Power adalah Ali Zambrota, Aziz Puyol.


Meski babak ke-2 diwarnai beberapa pelanggaran, namun tidak ada kartu yang dikeluarkan oleh wasit. Serangan demi serangan terus bergulir hingga peluit terakhir dibunyikan oleh wasit, skor akhir 11-6 untuk keunggulan Solopos.