“Kok batas kota Solo ga terlihat ya”, mungkin itulah yang dipikirkan oleh peserta Munas III Apeksi 22-24 Juli 2008 ketika akan memasuki masuk kota Solo. Apabila setelah tiba di bandara Adisucipto, ketika akan memasuki kota Solo mereka akan melewati Jl Adisucipto. Nah di sepanjang Jl Adisucipto ini bagi orang yang baru pertama kali meginjakkan kaki di kota Solo akan kesulitan untuk menentukan apakah sudah masuk kota Solo atau belum.Karena memang tidak ada penanda yang jelas dan unik yang menjelaskan pintu gerbang kota Solo itu yang mana atau sebelah mana. Bagi penduduk Solo, ketika ditanya batas barat kota Solo di Jl Adisucipto, maka biasanya di jawab dengan tugu Adipura. Tetapi jika melihat dari keseluruhan bangunan tugu, maka identifikasi batas kota juga tidak tampak sebagaimana lazimnya ada ucapan “Selamat Datang di Kota atau Kabupaten ……………”. Atau apakah karena Jl Adisucipto bukan gerbang utama menuju kota sehingga tidak perlu penanda yang jelas. Sebagai jalan akses utama dari bandara menuju kota tidak ada salahnya pemkot membuat “Ucapan Selamat Datang” dalam bentuk yang khas dan unik di Jl Adisucipto, mengingat jalan ini relatif lebih lebar, tidak macet dan terasa lebih nyaman karena hanya sedikit jarak jalan saja yang dilewati bus dan truck. Berbeda jika kita melintasi Jl Slamet Riyadi. Ketika kita masuk kota Solo akan disambut ucapan selamat datang. Meski penanda masuk kota sudah jelas, tetapi kelemahannya adalah kesemrawutan di pertigaan parokah yang harus segera di cari solusinya. Semoga Munas III Apeksi ini bisa memberi inspirasi bagi kota Solo untuk semakin mempercantik kotanya.
Categories:
Budaya
0 tanggapan:
Posting Komentar