Ada beberapa tokoh yang cukup populer yang saya ketahui membuat website setelah tidak menjabat lagi. Diantara yang ada adalah Yusril Izha Mahendra dan yang relatif masih baru adalah Akbar Tanjung.
Ini sebuah tren atau sekedar ikut-ikutan saja hanya mereka yang tahu. Namun terlihat ada kecenderungan yang sama apabila kita lihat dari isinya.
Pertama, tulisan-tulisan yang ditampilkan banyak yang berkaitan dengan hal-hal yang menyangkut latar belakang kebijakan yang mereka ambil sewaktu menjabat. Biasanya yang ditampilkan adalah hal-hal yang tidak terungkap melalui media cetak dan ada kecenderungan sebuah pembelaan diri atas kebijakan yang mereka ambil. Dari sisi cover both side ini tentu menarik karena tulisan tersebut mewakili kepentingan sumber berita yang tidak tuntas atau kadang tidak proporsional diungkap oleh media cetak. Web menjadi media yang efektif karena berada dalam kendali langsung sang mantan pejabat sedangkan dalam media cetak sangat tergantung kebijakan redaksi yang secara subyektif punya sudut pandang sendiri.
Kedua, tulisan yang ditampilkan semacam arena curhat, tentang pengalaman selama menjabat, suka duka, kehidupan keluarga, bahkan mengomentari rival politik. Komentar tentang rival politik ini apabila disampaikan sebagai kritik yang konstruktif tentu sangatlah apik tetapi apabila berkecenderungan membunuh karakter seseorang ini sangat berbahaya dan tidak kita harapkan.
Kita patut memberi apresiasi kepada para mantan pejabat (yang bukan tidak mungkin akan menjabat lagi)yang telah memberi ruang bagi publik untuk mendapat informasi dari sisi yang lain (selain media cetak) dan sekaligus tempat komunikasi yang tidak berjarak kepada publik.
Categories:
Politik
0 tanggapan:
Posting Komentar