Sabtu, Juni 14, 2008

Jamdatun Terpojok

Masih tentang percakapan antara Jamdatun Untung Udji S dengan Artalyta Suryani. Sebagaimana wawancara yang terlansir di media, baik cetak maupun elektronik, Jamdatun mengatakan rencana penangkapan Artalyta karena biar ada keseimbangan antara yang di suap dengan penyuap sehingga semuanya ditangkap.

Kita patut curiga dari percakapan tersebut :

Jamdatun minta supaya Artalyta dirumah saja dan akan ditangkap tim Kejaksaan.

Hebat sekali orang yang mau ditangkap dengan dengan penagkap sangat kompak, akrab, dan damai sekali. Logikanya orang yang mau ditangkap ketakutan tapi ini malah seperti minta perlindungan dari pihak calon penangkap. Dalam hal ini Artalyta takut kepada KPK.

Menurut saya ini merupakan indikasi kuat rencana mengolah perkara sehingga mudah dibelokkan. Apalagi terkait juga dengan pernyataan Artalyta supaya bisa mengamankan bos kita semua. Dapat terbaca arahnya, apabila ditangkap oleh kejaksaan, maka akan mudah bagi kejaksaan untuk mengontrol perkara, sehingga nantinya seolah-olah tidak ada hubungannya uang dari Artalyita kepada Urip TG.

Jamdatun menyatakan kalau 6 M susah buat mengelak.

Berarti apabila yang diserahkan 600 juta mungkin masih mudah untuk mengelak dan dapat dibuat skenario sederhana agar tidak bisa terjerat hukum. Dari percakapan sepertinya Untung sangat fasih dan mungkin sudah terbiasa membuat skenario agar perkara bisa lolos dari pasal-pasal.

Jamdatun kaget kalau 6 M dikiranya tidak sebesar itu dan dia tanya buat siapa saja.

Dari percakapan pula sepertinya Untung tidak terlibat khusus dalam kasus suap Urip yang diduga terkait penghentian BLBI Sjamsul. Tetapi mungkin karena sudah terlanjur akrab maka saran-saran yang Untung sampaikan terbaca membela posisi Artalyta. Ini pun sudah tidak dibenarkan karena sudah diluar Tugas Pokok dan Fungsi Jamdatun. Bagaimana logikanya Jamdatun membela dan mengarahkan orang yang telah memberi suap agar berkata tidak sebenarnya? Yang sangat mungkin adalah dalam kasus lain Untung pernah mengatur perkara bersama Artalyta.

Tapi sayang setelah sidang mendengarkan rekaman pembicaraan Artalyta dan Untung, Jaksa Agung (JA) menyatakan baru akan memeriksa setelah sidang Artalyta selesai. Meski demikian masih ada secercah harapan setelah Presiden telah memerintahkan JA untuk membenahi kejaksaan dan berindak keras.


0 tanggapan: